Senin, 25 Mei 2009

pasar butuh 200-300 KUINTAL jamur tiram per hari

RUWA JURAI


Atasi Perambah, Dishut Ciptakan Usaha

HANURA (Lampost): Kepala Dinas Kehutanan Lampung Arinal Djunaidi mengatakan masyarakat akan berhenti merambah hutan kawasan jika mereka diberi sumber mata pencarian baru. Jika tidak, kasus perambahan akan terus berlangsung, sehingga kerusakan hutan makin parah.


"Mereka merambah hutan untuk mencari nafkah, tetapi cara yang mereka lakukan kurang tepat," kata Arinal Djunaidi saat meninjau lokasi budi daya jamur tiram di kawasan Register 19 Taman Hutan Rakyat (Tahura) Wan Abdurrahman di Kecamatan Padang Cermin, Lampung Selatan, Senin (24-4).


Menurut dia, sebagian besar perambah yang masuk kawasan Register 19 rata-rata melakukan budi daya kopi, kakao, pisang, jengkol, dan tanaman produksi lainnya. Mereka melakukan hal itu sebagai mata pencarian, sehingga sulit melarang mereka agar tidak lagi masuk hutan kawasan.


"Mereka bisa meninggalkan kawasan jika memiliki mata pencarian lain. Itulah yang sedang kita kembangkan kini, mencoba menciptakan berbagai peluang usaha baru yang tidak membutuhkan modal besar," kata Arinal.


Salah satu mata pencarian yang dimaksud adalah budi daya jamur tiram. Masyarakat yang selama ini merambah kawasan Register 19, kata Arinal, dibentuk menjadi kelompok tani untuk membudidayakan jamur tiram. Hasil panen mereka akan ditampung dan dipasarkan IPB, sehingga petani tidak perlu memikirkan pemasarannya. "Kini harga jamur tiram bisa mencapai Rp15.000/kg. Dalam satu bulan, petani bisa panen tujuh kali," kata dia.


Budi daya jamur tiram merupakan program bareng Dinas Kehutanan Lampung bekerja sama dengan PT Nestle Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Lampung. Kerja sama ini berupa pengembangan usaha budi daya jamur tiram yang dilakukan alumni IPB di kawasan Tahura Wan Abdurrahman.


"Budi daya jamur tiram dilakukan dengan cara memanfaatkan limbah industri perkebunan, pertanian, peternakan, dan kehutanan sebagai media tanam, sehingga limbah memiliki nilai lebih bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Jaenal Mutakin dari IPB.


Menurut dia, tingkat kebutuhan pasar terhadap jamur tiram sangat tinggi. Dalam sehari, pasar butuh 200--300 kuintal jamur tiram. Kebutuhan pasar itu sampai sekarang belum terpenuhi. "Budi daya jamur tiram akan memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat," kata dia.


Peluang pasar jamur tiram dalam negeri masih terbuka, bahkan jamur tiram bisa diekspor. Kini ada 15 jenis jamur tiram yang menjadi komoditas ekspor, sebagian besar merupakan komoditas dagang untuk ekspor ke berbagai negara. "Cina merupakan negara pengimpor jamur tiram," kata dia.


Menurut Jaenal, budi daya jamur tiram tidak membutuhkan lahan yang luas dan bisa dilakukan di halaman rumah. Media tanam jamur tiram terbuat dari serbuk gergaji, dedak, kapur, gips, dan dibungkus plastik polybag. "Setelah itu diberi bibit jamur tiram, kemudian tinggal perawatan. Dari satu media tanam, bisa panen tujuh kali," kata dia. n HUT/D-1

sumber:http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2006042500453040


Dari artikel di atas, dapat kita ketahui bahwa kebutuhan pasar akan jamur tiram perharinya mencapai 200-300 kuintal (bukan kilo lho. dan kebutuhan pasar itu sampai sekarang belum terpenuhi, jadi akan sangat mudah bagi Jamur Nusantara untuk melempar/menjual jamur tiram karena produk tersebut akan segera diserap pasar yang memang kebutuhan jamur tiram perharinya sangat banyak.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Siap menjual Jamur Tiram untuk Export, hanya untuk export..
dicari buyer dari luar negeri yang berminat hubungi : findmee@hotmail.com

kind regards
+albert

fauzi azis mengatakan...

Saya sangat senang sekali membaca artikel ini. Saya ingin bertanya apakah pihak yg terkait seperti yg tercantum di artikel bersedia menjalin kemitraan dg saya, saya tinggal di teluk betung bandar lampung, saya punya lahan untuk budidaya dan saya siap bermitra.